Kunjungan Tim Redaksi Imtiyaz
Jum`at pagi tepatnya setelah dhuha, 9 Maret 2018 lalu, saya
dan 39 teman- teman Kru Imtiyaz yang lain sudah siap dan berbaris rapi di depan
ndalem/rumah pengasuh, pasalnya kami ingin memohon doa restu dari bapak dan
ibunyai untuk melakukan kunjungan jurnalistik. Seusai sowan kami bergegas
menuju mobil masing- masing, sesuai dengan yang ditentukan. Perjalanan dimulai,
lalu lalang kendaraan mulai terlihat di mata kami. Mengingat jam kami berangkat
sama halnya dengan jam para pekerja dan
anak sekolah menuju tempat tujuan masing- masing.
Akhirnya sekitar setengah 9 pagi kami tiba di tujuan pertama
kami, gedung utama Nahdlatul Ulama Surabaya, tempat dimana majalah Aula
dipasarkan. Tempat ini sangat strategis karena bersebrangan dengan Masjid Akbar
Surabaya. Setelah turun dari mobil, kami diajak untuk memasuki aula utama
gedung untuk memulai diskusi jurnalistik kami dengan Pimpinan Umum dan PinRed
majalah Aula milik NU tersebut. Seusai berdiskusi, kami diajak berkeliling dan
mengenal lebih dekat para kru majalah aula dan yang pasti kebersamaan kami
bersama mereka ditutup dengan sesi foto bersama di depan gedung tersebut.
Kegiatan berhenti karena kaum adam/ santri putra harus menunaikan ibadah sholat
jum`at dan santri putri duduk santai menikmati panasnya kota Surabaya siang
itu.
Seusai Ishoma kami bergegas melanjutkan perjalan menuju
gedung Graha Pena karena pukul 13.00 tepat diskusi bersama kru Jawa Pos harus
dimulai. Perjalan tak cukup lama karena jarak Antara kedua tempat tersebut tak
begitu jauh. Sesampai di gedung Graha Pena, kami dihimbau oleh Security untuk
bergegas menuju Lantai 4, tempat dimana diskusi kami akan berlangsung. Karena
jumlah kami yang cukup banyak, kami tidak naik lift. Lift yang cukup hanya 4/3
orang saja membutuhkan waktu yang lama untuk memuat semua dari kita, oleh
karena itu tanggalah menjadi pilihan kami. Tidak sia- sia, sesampai di lantai
4, kami disuguhkan pemandangan indah kota Surabaya dari atas gedung serta
design interior ruangan yang cukup indah untuk membayar keringat kami saat harus
berjuang menaiki tangga tadi.
Setelah memasuki ruangan, kami lagi – lagi dihadapkan dengan
pemandangan yang menakjubkan. Begitu banyaknya meja kerja yang kosong padahal
ini masih jam kerja. Dan ternyata memang saat siang hari semua meja tersebut
kosong karena semua pemiliknya sedang mencari berita dan akan kembali ke meja-
meja tersebut saat hari mulai petang. Lagi- lagi kami mendapatkan banyak ilmu
disini, tak hanya tentang tulis menulis tapi tentang design grafis. Seperti
pada design, Zetizen.
Seusai Jawa Pos, tujuan selanjutnya adalah tempat percetakan
majalah Imtiyaz yang terletak di Surabaya sebelah timur. Disana kami melihat langsung bagaimana alat pencetak
dapat mencetak 500 cetak majalah dalm 3 hari dan wawancara lansung dengan
pemiliknya.
Dan tujuan terakhir yang paling terfavorit adalah Togamas
Surabaya. Kami diberi waktu sekaligus menunggu maghrib untuk berbelanja buku
favorit masing- masing. Perjalanan yang cukup menyenangkan, menambah
pengalaman, dan tentunya ilmunya akan diamalkan.[RNR/12/MRT]
Komentar
Posting Komentar