Life for your self
Ada kalanya hidup itu berputar,terkadang sesuatu yang berada di atas dapat berada di bawah dan begitupun sebaliknya.Tak ada yang tau rotasi kehidupan,hanyalah Sang Khaliq yang tau skenario hidup.Sebagai hamba yang tak luput dari dosa seharusnya hamba tersebut berusaha untuk memperbaiki diri.Seperti Firman ALLAH dalam Al-qur`an sebagai berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا
اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ, وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada
Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.
Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Qs. al-Hasyr: 18-19 )
Muhasabah Diri Adalah Salah Satu Bentuk Ketaqwaan oleh karena itu,Ayat di atas menjadi
rujukan utama dalam pembahasan muhasabah (intropeksi). Yang menarik dari
ayat tersebut bahwa Allah memerintahkan
orang-orang beriman untuk bertaqwa sebanyak dua kali, hal ini menunjukkan
betapa pentingnya kandungan ayat di atas.
Berkata Imam al-Qurthubi di dalam al-Jami’ li Ahkam
al-Qur’an (17/29): “Dikatakan bahwa Taqwa yang pertama, maksudnya adalah taubat
dari dosa-dosa yang telah lalu. Adapun Taqwa yang kedua adalah menghindari dari
maksiat di masa mendatang.“
Setelah Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk
bertaqwa, kemudian Allah memerintahkan setiap jiwa dari mereka untuk melihat
apa saja bekal yang yang sudah disiapkan untuk menyambut hari esok, inilah
makna muhasabah dan intropeksi.Artinya bahwa salah satu bentuk ketaqwaan kepada Allah
adalah selalu bermuhasabah diri terhadap apa yang sudah dikerjakan selama ini.
Mempersiapkan diri untuk menghadapi hari esok adalah sesuatu
yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Hari esok ada dua; hari esok
yang dekat, dan hari esok yang jauh
Adapun hari esok yang dekat adalah hari-hari mendatang di
dalam kehidupan dunia ini bisa satu hari lagi, satu minggu lagi, satu bulan
lagi, satu tahun lagi, sepuluh tahun lagi dan seterusnya. Yang jelas, setiap
diri kita harus mempersiapkan diri untuk masa depan.
Ayat ini memerintahkan kita umat Islam untuk selalu
mempunyai rencana dan rancangan yang matang dalam setiap aktivitas, tidak asal
kerja, tidak asal beramal. Sehingga hasil kegiatan yang terencana dan
terprogram dengan rapi akan menghasilkan sesuatu yang baik dan bermanfaat, baik
di dunia ini maupun di akherat.
Adapun hari esok yang
jauh maksudnya adalah hari akherat, maka setiap diri kita hendaknya
mempersiapkan bekal amal untuk dibawa ke akherat.
Berkata Imam al-Qurtubi : “Hari esok adalah hari kiamat.
Orang Arab menyebut sesuatu yang akan datang dengan esok hari.“
Ayat di
atas sesuai dengan hadist Abu Ya’la Syadad bin Aus radhiyallahu 'anhu dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الكَيْسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ،
وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنِ اتَّبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا، وَتَمَنَّي
عَلَي الله
“Orang yang cerdik adalah oraang yang selalu menahan hawa
nafsunya dan beramal untuk sesudah mati, sedangkan orang yang lemah adalah
orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah“ (HR
Tirmidzi, dan beliau berkata: hadist ini Hasan Shahih)
Komentar
Posting Komentar